Sumber video : Koleksi Pribadi Gieska "Obyek Wisata New Kemukus"
Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia memiliki keindahan alam yang sangat beragam. Mulai dari keindahan alam bawah laut hingga pegunungan, termasuk di dalamnya keanekaragaman flora dan faunanya. Kekayaan alam tersebut perlu dijaga, salah satunya dengan menjadi wisatawan yang ramah lingkungan.
Indonesia tidak hanya memiliki keindahan alam saja, tapi juga keberagaman budaya dari Sabang sampai Merauke. Daya tarik tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan asing maupun lokal.
Bahkan data Kementerian Pariwisata menunjukkan adanya peningkatan kungjungan wisata sebesar 4,86 persen pada bulan Oktober 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya, 2018.
Tren kunjungan wisata ini kembali mengalami kebangkitan setelah Indonesia memasuki era new normal, pada tahun 2022. Perkembangan dalam bidang pariwisata, menuntut adanya pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan daya saing wisata.
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana tentu akan diimbangi dengan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata. Sehingga akan meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat dan para pelaku usaha kreatif yang ada di sekitar lokasi wisata.
Sayangnya, perkembangan tersebut juga akan diikuti dengan dampak negatif yang memerlukan perencanaan lingkungan yang lebih luas. Adanya berbagai jenis sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengganggu kenyamanan dan kebersihan lokasi wisata.
Terlebih dari itu, sampah wisatawan tersebut juga akan memberikan dampak pencemaran lingkungan yang lebih luas. Sampah yang dihasilkan sektor pariwisata di Indonesia didominasi oleh sampah anorganik yang berupa sampa plastik. Kini, Indonesia telah menjadi penyumbang terbesar kedua setelah China untuk sampah plastik yang berakhir ke laut.
Sistem pengelolaan sampah yang dihasilkan sektor pariwisata membutukan penanganan yang serius. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk tanaman dan pohon yang tumbuh di sekitar destinasi wisata. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai bahan biogas untuk meningkatkan optimasi operasional industri kreatif.
Sedangkan sampah anorganik bisa dikelola melalui proses daur ulang agar menjadi produk yang bernilai tinggi. Sampah diolah menjadi kerajinan hingga memiliki nilai ekonomi atau bisa juga menjadi produk lain yang sejenis.
Terlepas dari masalah pengelolaan sampah tersebut, ada baiknya pengunjung destinasi wisata juga bisa menjadi wisatawan bijak yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Ada hal-hal yang perlu dipatuhi untuk menjadi wisatawan bijak yang ramah lingkungan, antara lain :
1. Meminimalisir Penggunaan Barang Sekali Pakai
Penggunaan barang sekali pakai pada saat melakukan traveling memang sangat praktis dan sederhana. Tanpa disadari, penggunaan platik sekali pakai akan menjadi kontributor utama dalam menciptakan penumpukan sampah platik. Untuk menguranginya, bisa membawa peralatan makan dan botol sendiri, bahkan jika perlu membawa tas belanja sendiri dari rumah.
2. Mematuhi Peraturan yang Ditetapkan Pengelola Lokasi Wisata
Peraturan yang dibuat pengelola wisata bertujuan untuk memberikan kenyamanan pengunjung. Tujuan lainnya, juga untuk melindungi kelestarian lokasi wisata seperti candi, situs purbakala, museum dan lainnya.
3. Membawa Perlengkapan Pribadi
Salah satu perlengkapan yang wajib dibawa saat mengunjungi lokasi wisata adala perlengkapan pribadi, baik peralatan mandi, peralatan makan, obat-obat pribadi dan lainnya. Salah satu langkah untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan tidak menggunakan sabun dan shampo sachet, sendok platik, sedotan dan garpu plastik, tisu basah, pembalut kain atau reusable menstrual cups.
4. Membuang Sampah pada Tempatnya
Setiap lokasi wisata pasti menyediakan tempat sampah yang sudah dibagi sesuai dengan kategorinya. Penggunaan plastik memang belum bisa sepenuhnya terlepas dari kegiatan sehari-hari. Begitu juga dengan kegiatan berwisata, sebaiknya pengunjung membuang sampah sesuai dengan kategorinya masing-masing.
5. Konsumen Bijak pada Saat Berwisata
Kegiatan wisata tidak bisa dilepaskan dari aktivitas belanja. Salah satu upaya untuk mengurangi sampah dengan tidak mudalh lapar mata. Gunakan pertimbangan matang sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu di lokasi wisata. Beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan saat memutuskan untuk membeli sesuatu di lokasi wisata adalah :
a. Apakah barang yang akan dibeli benar-benar dibutuhkan atau hanya sekedar lapar mata saja?
b. Apakah barang tersebut akan menghasilkan sampah platik?
c. Apakah kegunaan barang tersebut masih bisa digantikan dengan barang lain dengan fungsi yang sama?
d. Apakah waktu pemakaian barang tersebut cukup lama?
e. Apakah makanan atau minuman yang dibeli bisa dihabiskan sehingga tidak menghasilkan sampah yang lain?
6. Hemat Listrik
Salah satu hal kecil yang bisa dilakukan untuk menghemat energi dan mengurangi emisi global pada saat berwisata adalah menghemat energi. Saat menginap di hotel, hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mematikan televisi saat tidak ditonton, serta mematikan listrik dan AC saat hendak keluar kamar.
Selain itu, pengunjung bisa tinggal di hostel yang ramah lingkungan selama melakukan kunjungan wisata. Di sana juga akan mendapatkan tempat menginap yang nyaman dengan harga sewa yang terjangkau, seperti BestHostels Indonesia. Fasilitasnya yang lengkap serta pelayanan yang ramah akan membuat perjalanan wisata menjadi lebih menyenangkan dan berkesan.
Sumber foto : Pexels - Jeremy Bishop
7. Gunakan fitue e-ticket
Penggunaan kertas yang tidak terkendali membuat tingkat penebangan hutan menjadi semakin tinggi. Sehingga mengurangi penggunaan kertas, salah satunya dengan tidak mencetak tiket fisik perjalanan akan mendukung pelestarian hutan serta menjaga kebersihan lingkungan.
8. Nikmati Perjalanan dengan Transportasi Umum atau Jalan Kaki
Padatnya wisatawan pasti akan disertai dengan semakin padat pula kendaraan yang ada di jalan. Sudah bukan rahasia lagi, jika transportasi menjadi penyumbang emisi karbon terbesar.
Ada baiknya beralih ke transportasi umum atau jalan kaki untuk menjelajah destinasi wisata yang sedang dikunjungi. Selain bisa meminimalisasi polusi udara, pengunjung juga bisa melakukan penjelajahan tempat wisata lebih dalam lagi.
9. Membawa Barang Secukupnya
Banyaknya barang yang dibawa akan mempengaruhi besarnya biaya yang akan dikeluarkan selama perjalanan. Begitu juga dengan emisi karbon yang dikeluarkan pesawat.
Semakin berat barang bawaan maka akan semakin besar pula emisi karbon yang dikeluarkan. Usahakan untuk membawa barang-barang yang penting saja saat melakukan perjalanan.
10. Cintai Alam
Kecintaan pada alam menjadi sikap dasar yang wajib dimiliki jika ingin menjalankan Regenerative Travel/ Wisata berkelanjutan. Sebaiknya pengunjung bisa lebih bijak dalam menjalankan komitmen serta melakukan tindakan yan bertangungjawab untuk tidak merusak lingkungan serta fasilitas yang disediakan di lokasi wisata.
Setelah mengetahui beberapa tips mendasar yang perlu dimiliki saat melakukan kunjungan wisata, Anda bisa mulai menentukan lokasi mana saja yang akan menjadi tujuan. Persiapan matang perlu dilakukan untuk mendapatkan perjalanan yang nyaman sekaligus menyenangkan dan memberikan kesan yang dalam.
***
#BesthostelsIndonesia #Mulaidarikita #Regenerativetravel / #Wisataberkelanjutan #Unlimitedadventuresawait #Lowfootprinttravel
No comments:
Post a Comment